Pabrik Baru Freeport Produksi 60 Ton Emas Murni: Siapa Pembelinya?

Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 05 July 2024 Waktu baca 5 menit

DIGIVESTASI - PT Freeport Indonesia secara resmi mengoperasikan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga keduanya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, pekan lalu. Pabrik baru ini dirancang untuk menyerap 1,7 juta ton tembaga dalam negeri setiap tahun, menjadikannya smelter dengan desain single line terbesar di dunia.

 

Selain memproduksi katoda tembaga sebanyak 600-700 ribu ton per tahun, smelter ini juga mampu mengolah lumpur anoda menjadi emas murni sebanyak 50-60 ton per tahun dan 220 ton perak per tahun.

 

Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, mengungkapkan bahwa PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) telah setuju untuk membeli 20 ton emas per tahun dari smelter tersebut. "Antam dan kami sudah sepakat untuk (membeli) sekitar 20 ton emas per tahun," kata Tony saat peresmian smelter kedua PTFI di Gresik, Kamis (4/7/2024).

 

Tony juga menyebut bahwa PT Hailiang Group, yang berlokasi di dekat smelter Freeport di JIIPE, telah meminta untuk membeli 100 ribu ton katoda tembaga per tahun. "Tetangga kita ini sudah meminta sekitar 100 ribu ton per tahun," ujarnya.

 

Tony berharap pasar domestik akan semakin menyerap produk hasil pabrik tembaga ini. Selain biaya yang lebih murah, pasar domestik juga menawarkan harga yang ditentukan oleh pasar. "Jika pasarnya ada, tentu kita senang menjual domestik karena biaya angkutnya lebih murah," tambah Tony.

 

Pabrik tembaga raksasa ini mencakup area seluas 100 hektare dan resmi beroperasi pada Kamis (27/6/2024). Freeport sebelumnya telah memiliki smelter pertamanya, PT Smelting, dengan kapasitas input produksi sebesar 1,3 juta ton konsentrat tembaga per tahun.

 

Dengan beroperasinya smelter kedua, Freeport kini mampu menyerap dan mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun, serta memproduksi 1 juta ton katoda tembaga per tahun. Selain katoda tembaga, smelter baru ini akan menghasilkan lumpur anoda sebanyak 6.000 ton per tahun, yang diolah menjadi emas dan perak murni melalui Precious Metals Refinery (PMR).

 

Produk sampingan lainnya termasuk asam sulfat sebanyak 1,5 juta ton per tahun, terak tembaga sebanyak 1,3 juta ton per tahun, dan gipsum sebanyak 150 ribu ton per tahun.

 

Mengutip laporan PTFI, nilai investasi kumulatif untuk proyek smelter Manyar yang menempati lahan seluas 100 hektare ini telah mencapai US$ 3,7 miliar atau sekitar Rp 58 triliun.

Sumber: cnbcindonesia.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.