
Bisnis | Ekonomi
5 Program Quick Wins Purbaya untuk Kejar Setoran Negara 2025
/index.php
Edukasi - Diposting pada 26 September 2025 Waktu baca 5 menit
Nama B.J. Habibie sering kali dilekatkan dengan sebutan jenius, bahkan ada klaim yang menyebut tingkat kecerdasannya melampaui Albert Einstein. Dalam berbagai tulisan populer, disebutkan bahwa Habibie memiliki skor IQ mencapai 200, sementara Einstein diperkirakan berada di kisaran 160–190.
Namun hingga kini, tidak ada bukti ilmiah maupun catatan resmi yang dapat memastikan klaim tersebut. Tidak pernah ditemukan dokumen atau hasil tes yang menunjukkan bahwa Habibie benar-benar memiliki IQ 200. Dengan kata lain, kabar itu lebih tepat dikategorikan sebagai mitos ketimbang fakta.
Meski demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa Habibie adalah pribadi cerdas dengan tingkat intelektualitas di atas rata-rata. Hal tersebut dapat dibuktikan dari perjalanan hidupnya sendiri.
Jauh sebelum terjun ke dunia politik, Habibie dikenal sebagai ilmuwan brilian yang berhasil mengharumkan nama Indonesia di panggung internasional. Ia menjadi salah satu dari sedikit orang Indonesia yang menempuh pendidikan di Jerman, dengan fokus khusus pada bidang konstruksi pesawat terbang di Technische Hochschule Aachen, Jerman Barat.
Selama masa kuliahnya di Jerman, pria kelahiran 25 Juni 1936 itu menorehkan prestasi yang membuat orang-orang Eropa terkesan. Pernah suatu ketika, Habibie mengikuti ujian masuk universitas. Saat pengumuman hasil, namanya tidak tampak di daftar, sehingga ia mengira gagal.
Ternyata, bukan karena namanya tidak ada, melainkan justru berada di posisi paling atas, sehingga luput diperhatikan orang. Habibie diketahui memperoleh nilai hampir sempurna 10, jauh di atas rekan-rekan dari Indonesia maupun mahasiswa lokal.
“Sejak saat itu, anggapan mereka terhadap Rudy (sapaan B.J. Habibie) yang awalnya dianggap kurang pintar dan tidak layak, berubah total,” tulis Gina S. Noer dalam Rudy: Kisah Masa Muda Sang Visioner.
Selain cemerlang di bangku kuliah, Habibie termasuk sosok langka berkat kecerdasannya. Ia meraih gelar diploma ingenieur pada tahun 1960, kemudian melanjutkan dan memperoleh gelar doktor ingenieur pada 1966 di universitas yang sama, dengan predikat summa cum laude.
Ketika mulai bekerja, Habibie turut serta dalam berbagai proyek perancangan pesawat, di antaranya Fokker F-28, Dornier DO-31, dan Airbus A-300B. Dari berbagai keterlibatannya, ia berhasil mengantongi 46 hak paten yang menjadikannya kaya raya. Salah satu temuannya yang paling terkenal adalah teori crack, yang membuat pesawat tidak mudah hancur ketika sedang terbang.
Atas kontribusi itu, Habibie meraih penghargaan bergengsi Von Karman Award pada 1992, yang setara dengan Nobel Prize.
Kecerdasan Habibie juga memberi manfaat besar bagi Indonesia. Catatan sejarah menunjukkan bahwa saat menjabat sebagai Menteri Riset, ia menjadi otak di balik lahirnya berbagai teknologi baru di tanah air. Mulai dari telepon seluler, jaringan GSM, internet, hingga pesawat terbang, semuanya lahir berkat gagasannya.
Dengan segala pencapaiannya, jelaslah satu hal: Habibie memang sosok jenius, meski angka pasti IQ-nya tetap menjadi misteri.
Sumber: cnbcindonesia.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.