Harga Bitcoin Anjlok Usai Shutdown AS Berakhir! Ini Penyebab Utamanya

Crypto News - Diposting pada 21 November 2025 Waktu baca 5 menit

Pasar aset kripto kembali menunjukkan pelemahan setelah harga Bitcoin (BTC) tergelincir di bawah level support sekitar US$96.000. Penurunan ini terjadi bersamaan dengan berakhirnya shutdown atau penutupan pemerintahan Amerika Serikat (AS).

 

Presiden AS Donald Trump telah menandatangani rancangan anggaran yang secara resmi menghentikan shutdown selama 43 hari pada Rabu malam (13/11) waktu setempat. Penandatanganan tersebut mengakhiri shutdown terpanjang dalam sejarah AS dan mengembalikan pendanaan pemerintah federal hingga 30 Januari 2026.

 

Dengan aktivitas pemerintahan kembali normal, berbagai lembaga yang memiliki peran penting dalam industri kripto—termasuk Securities and Exchange Commission (SEC) serta Commodity Futures Trading Commission (CFTC)—dapat melanjutkan agenda regulasi mereka.

 

Namun, kondisi pasar setelah shutdown kali ini berbeda. Walaupun pemerintah AS telah kembali beroperasi, respons pasar kripto tetap lesu, bahkan Bitcoin masih berada di bawah tekanan penurunan.

 

Vice President INDODAX, Antony Kusuma, menilai bahwa fluktuasi harga yang terjadi sekarang harus dipahami sebagai fase konsolidasi pasar menuju pertumbuhan yang lebih matang. Selain itu, ketidakpastian arah kebijakan suku bunga menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga Bitcoin.

 

“Kebijakan suku bunga The Fed berpengaruh langsung terhadap pergerakan harga Bitcoin. Selama belum ada kejelasan mengenai kebijakan tersebut, volatilitas pasar akan tetap tinggi karena investor cenderung menunggu kepastian sebelum kembali masuk,” jelas Antony dalam keterangannya, Jumat (14/11/2025).

 

Ia juga menyebut bahwa sinyal pemotongan suku bunga pada Desember dapat menjadi momen penting, sebab perubahan kebijakan moneter bisa membuka peluang pemulihan harga di pasar kripto global.

 

Lebih jauh, di tengah tekanan jangka pendek ini, Antony menegaskan bahwa pergerakan harga yang terjadi merupakan bagian dari dinamika pasar aset digital di tengah ketidakpastian global.

 

“Penurunan Bitcoin ke bawah US$100.000 dipengaruhi oleh sejumlah faktor makro eksternal. Dengan berakhirnya shutdown dan regulator kembali beroperasi, pasar kini memiliki ruang untuk menata kembali arah dalam beberapa minggu ke depan,” paparnya.

 

Ia menambahkan bahwa volatilitas saat ini tidak perlu menghadirkan kepanikan. Antony mendorong investor untuk tetap tenang dan fokus pada manajemen risiko.

 

“Koreksi seperti ini merupakan bagian dari mekanisme pasar. Setiap investor perlu mengevaluasi ulang strategi investasi jangka panjang berdasarkan profil risiko masing-masing,” tambahnya.

 

Ia menjelaskan bahwa shutdown berkepanjangan menyebabkan terhambatnya pengumpulan data ekonomi penting, termasuk Consumer Price Index (CPI) dan laporan ketenagakerjaan (nonfarm payrolls) untuk Oktober 2025 yang seharusnya dirilis pada November 2025.

 

Terkait inflasi, data terakhir menunjukkan tekanan harga yang masih belum mereda. Tingkat inflasi tahunan AS naik menjadi 3% pada September 2025, level tertinggi sejak Januari, dari 2,9% pada Agustus, sekalipun sedikit lebih rendah dari proyeksi pasar sebesar 3,1%.

 

Data CPI terbaru ini masih menjadi acuan utama bagi The Fed, mengingat rilis data berikutnya tertunda akibat shutdown. Dengan kembalinya lembaga utama seperti SEC dan CFTC beroperasi penuh, fokus pasar mulai bergeser dari isu politik menuju kejelasan regulasi kripto yang lebih terstruktur.

 

Contohnya adalah proses persetujuan ETF kripto serta pembahasan lanjutan terkait regulasi stablecoin. Faktor-faktor ini dapat menjadi fondasi penting bagi perkembangan industri kripto jangka panjang, meskipun tekanan inflasi tetap perlu diperhatikan.

Sumber: detik.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.