Bisnis | Ekonomi
Bos BI Beberkan: Transaksi Digital E - Commerce RI Meledak Tembus Rp4.500 Triliun!
/index.php
Teknologi Terkini - Diposting pada 15 May 2025 Waktu baca 5 menit
Eric Schmidt, yang dikenal sebagai mantan eksekutif tertinggi Google, memiliki gagasan ambisius terkait pusat data. Ia mengungkapkan keinginannya untuk membangun data center di orbit Bumi.
Dalam sebuah sidang yang membahas masa depan kecerdasan buatan (AI) dan daya saing global, Schmidt—yang kini menjabat sebagai CEO Relativity Space—menyampaikan bahwa pusat data sangat bergantung pada pasokan listrik dalam jumlah besar. Beberapa rancangan pusat data bahkan diperkirakan membutuhkan hingga 10 gigawatt energi.
Namun, kebutuhan energi sebesar itu belum dapat dipenuhi oleh Amerika Serikat. Saat ini, rata-rata pembangkit listrik di negara tersebut hanya mampu memproduksi sekitar 1 gigawatt.
Permintaan daya ini diprediksi akan terus meningkat, mencapai 29 gigawatt dalam beberapa tahun ke depan dan bahkan bisa melonjak hingga 67 gigawatt pada tahun 2030.
"Ini adalah proyek-proyek berskala industri yang belum pernah saya saksikan sebelumnya," ujar Schmidt.
Keterlibatan Schmidt di Relativity Space diyakini sebagai bagian dari upayanya untuk menjawab tantangan besar terkait kebutuhan energi tersebut. Schmidt pun membenarkan dugaan tersebut dan menyatakan bahwa dirinya sedang mempertimbangkan untuk membangun pusat data di luar angkasa.
Ia menjelaskan bahwa satu-satunya solusi terbaik untuk permasalahan ini adalah dengan memanfaatkan energi matahari secara langsung dari luar angkasa.
Dalam rencananya, Schmidt akan menggunakan roket milik Relativity untuk meluncurkan dan menempatkan pusat-pusat data di orbit Bumi.
Relativity Space, yang didirikan satu dekade lalu, merupakan perusahaan teknologi penerbangan luar angkasa yang berfokus pada penggunaan manufaktur aditif (3D printing). Perusahaan ini sedang mengembangkan kendaraan peluncur bernama Terran R, yang dirancang untuk membawa beban hingga 33.500 kilogram ke orbit rendah Bumi.
Jika berhasil diluncurkan, jaringan pusat data orbit ini akan memiliki skala yang jauh lebih besar dibandingkan konstelasi satelit Starlink milik SpaceX—perusahaan milik Elon Musk. Ribuan satelit Starlink saat ini mengelilingi Bumi untuk menyediakan layanan internet kepada berbagai perangkat di permukaan planet.
Sumber: cnbcindonesia.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.