Amerika Serikat baru-baru ini mengambil langkah penting dengan membentuk Cadangan Bitcoin Strategis melalui perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Presiden Donald Trump. Kebijakan ini memungkinkan pemerintah AS menyimpan sekitar 200.000 BTC yang diperoleh dari hasil penyitaan aset kripto dalam kasus kriminal dan perdata. Langkah tersebut bertujuan untuk memperkuat posisi AS dalam ekosistem kripto global.

Dampak Terhadap Kebijakan Negara Lain

Keputusan AS ini diperkirakan akan mempengaruhi kebijakan berbagai negara, termasuk Indonesia. CEO Indodax, Oscar Darmawan, menilai bahwa jika negara sebesar AS mulai membangun cadangan Bitcoin, negara lain perlu mempertimbangkan strategi serupa agar tetap kompetitif dalam perkembangan ekonomi digital.

Selain itu, pembentukan cadangan kripto nasional oleh AS dapat meningkatkan kepercayaan terhadap aset digital serta mendorong adopsi yang lebih luas. Kebijakan ini juga mencerminkan pergeseran menuju keterlibatan lebih aktif pemerintah AS dalam ekonomi kripto, yang berpotensi memberikan kejelasan regulasi bagi industri aset digital.

Mekanisme Penyimpanan Bitcoin

Penting untuk dicatat bahwa langkah ini tidak melibatkan pembelian aset digital oleh pemerintah AS. Bitcoin yang disimpan dalam cadangan berasal dari aset kripto yang disita dalam berbagai kasus hukum. Dengan demikian, dampak langsung terhadap pasar mungkin terbatas, meskipun kebijakan ini tetap menunjukkan pengakuan pemerintah terhadap pentingnya aset digital. 

Potensi Pengaruh Secara Global

Langkah yang diambil AS berpotensi mendorong negara lain untuk menerapkan kebijakan serupa, yang pada akhirnya dapat mempercepat adopsi institusional serta memberikan kepastian regulasi yang lebih baik bagi industri aset digital. Bagi Indonesia, ini dapat menjadi momentum untuk mengevaluasi kembali kebijakan terkait aset kripto dan mempertimbangkan peran Bitcoin dalam strategi ekonomi digital nasional.