Berita Terkini
Demam Dracin Makin Parah! Warga Asia Tenggara Kecanduan Drama China hingga Tak Bisa Lepas
/index.php
Crypto News - Diposting pada 17 July 2025 Waktu baca 5 menit
Harga Bitcoin kembali mencetak rekor baru, menembus US$123.000 pada pertengahan Juli, bertepatan dengan gelaran Crypto Week di Kongres AS. Lonjakan ini dipicu oleh sinyal regulasi kripto yang semakin stabil dan aliran modal institusional melalui produk ETF kripto yang terus menguat (Financial Times, MarketWatch). Fenomena ini memicu minat investor ritel maupun institusi, namun volatilitas tinggi membuat penentuan waktu tepat untuk membeli dan menjual kripto semakin krusial.
Membeli hanya ketika harga naik bukanlah strategi yang optimal. Investor berpengalaman memanfaatkan indikator on-chain, seperti jumlah alamat aktif, pergerakan whale, dan arus masuk/keluar bursa, untuk mendeteksi perubahan tren pasar (Investopedia). Selain itu, analisis teknikal dengan RSI, MACD, dan pola candlestick digunakan untuk mengidentifikasi kondisi overbought atau oversold sebelum mengambil keputusan. Semakin mendalam pemahaman indikator ini, semakin besar peluang mendapatkan keuntungan dari timing yang tepat.
1. On-Chain Indicators
Aktivitas alamat baru dan volume transaksi yang meningkat → sinyal momentum bullish.
Pergerakan besar (whale transfer) menuju exchange → indikasi tekanan jual.
2. Analisis Teknikal & Tren
Breakout harga dari level resistansi penting, didukung sinyal MACD dan RSI, menjadi konfirmasi tren naik.
Kondisi RSI di atas 70 → potensi jenuh beli (overbought), di bawah 30 → peluang beli (oversold).
3. Sentimen Pasar & Faktor Makro
Peristiwa besar seperti persetujuan ETF, regulasi pro-kripto, atau data inflasi dapat memicu lonjakan harga.
Reli ETF yang mencapai US$51 miliar sepanjang 2025 menjadi indikator kepercayaan investor institusional (MarketWatch).
4. AI-Powered Trading Signals
Platform seperti Token Metrics kini menyediakan sinyal otomatis berbasis AI, menggabungkan data on-chain, sentimen sosial, dan aktivitas pengembang untuk memberikan rekomendasi beli/jual secara real-time.
Kapan Sebaiknya Membeli?
Terjadi outflow besar dari exchange ke cold storage (indikasi akumulasi).
Harga melakukan retest support dengan RSI <30.
Menjelang berita positif seperti ETF baru atau regulasi ramah kripto.
Kapan Sebaiknya Menjual?
Whale mengalirkan dana besar ke exchange (indikasi distribusi).
Indikator MACD mengalami bearish crossover atau RSI >70.
Berita negatif seperti peretasan besar atau kebijakan restriktif pemerintah.
Strategi Alternatif:
Dollar Cost Averaging (DCA): membeli secara rutin dalam jumlah tetap tanpa terpengaruh volatilitas, untuk mengurangi risiko psikologis.
Trend Following: masuk saat tren naik terbentuk, keluar ketika sinyal pembalikan muncul.
AI Signals + Alerts: menggunakan sistem otomatisasi berbasis AI untuk mengatur sinyal beli/jual.
Menentukan waktu terbaik untuk membeli dan menjual kripto di 2025 memerlukan kombinasi data on-chain, analisis teknikal, sentimen pasar, serta dukungan teknologi AI. Strategi seperti DCA tetap relevan untuk investor jangka panjang, sementara trader aktif dapat mengandalkan indikator teknikal dan sinyal otomatis. Namun, disiplin dan manajemen risiko tetap menjadi faktor utama untuk bertahan di pasar yang sangat volatil ini.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.