Danantara Gelontorkan Rp371 Triliun untuk Hilirisasi Perkebunan dan Peternakan Nasional

Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 09 November 2025 Waktu baca 5 menit

Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Andi Amran Sulaiman menyatakan kebijakan pengendalian harga beras mulai menunjukkan hasil positif. (Istimewa)

Pemerintah menyiapkan investasi senilai Rp371 triliun guna mempercepat proses hilirisasi di sektor pertanian, perkebunan, hortikultura, dan peternakan.


Langkah strategis ini diharapkan mampu menciptakan sekitar 3 juta lapangan kerja baru dalam kurun waktu tiga hingga empat tahun ke depan.

 

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjelaskan bahwa rencana investasi tersebut merupakan hasil rapat finalisasi lintas kementerian dan lembaga, yang melibatkan Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani.

 

“Total rencana investasi diperkirakan mencapai Rp329 triliun, dan bila digabungkan secara keseluruhan nilainya menjadi Rp371 triliun, mencakup sektor pertanian, pangan, peternakan, hortikultura, dan perkebunan,” ujar Amran dalam konferensi pers di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, pada Jumat (7/11).

 

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa proyek hilirisasi ini akan difokuskan pada komoditas unggulan nasional, antara lain kelapa, kakao, mente, kelapa sawit, serta pengembangan peternakan ayam pedaging dan telur terintegrasi.

 

Pemerintah juga menyiapkan anggaran khusus sebesar Rp20 triliun untuk menjamin ketersediaan pasokan ayam dan telur nasional, agar tidak terjadi kekurangan di masa mendatang, khususnya dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).

 

Amran menambahkan bahwa hilirisasi memiliki potensi besar dalam meningkatkan nilai tambah ekspor, terutama pada komoditas kelapa, yang saat ini termasuk salah satu produk ekspor utama Indonesia.

 

Menurutnya, nilai ekspor kelapa berpotensi meningkat hingga puluhan kali lipat setelah industri hilir beroperasi secara penuh. Ia mencontohkan bahwa harga kelapa di Maluku Utara, yang sebelumnya hanya Rp600 per butir, kini naik menjadi Rp3.500 per butir sejak program hilirisasi dijalankan.

 

Selain itu, pemerintah juga menargetkan pencapaian swasembada gula putih pada tahun depan, serta swasembada gula kristal dalam tiga hingga empat tahun ke depan.

 

“Kita bertekad mengembalikan kejayaan industri gula seperti pada masa kolonial Belanda tahun 1930, ketika Indonesia menjadi produsen dan eksportir gula terbesar kedua di dunia,” pungkas Amran.

Sumber: cnnindonesia.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.