Membedah Layer 1 dan Layer 2: Fondasi Penting Teknologi Blockchain dan Kegunaannya di Dunia Kripto!

Crypto News - Diposting pada 09 October 2025 Waktu baca 5 menit

Mengenal Layer 1 dan Layer 2: Fondasi dan Akselerator Teknologi Blockchain Modern

Perkembangan teknologi blockchain membawa dua istilah penting yang sering dibahas di kalangan pengembang maupun investor, yakni Layer 1 dan Layer 2. Kedua konsep ini berperan penting dalam menjawab tantangan utama industri blockchain: skala transaksi, efisiensi, dan kecepatan. Lantas, apa sebenarnya perbedaan dan fungsi masing-masing lapisan ini?

 

Layer 1: Pondasi Utama Blockchain

Layer 1 adalah lapisan dasar (base layer) dari sebuah jaringan blockchain yang menangani transaksi dan penyimpanan data secara langsung di dalam protokolnya sendiri. Blockchain seperti Bitcoin, Ethereum, Solana, dan BNB Chain merupakan contoh utama dari sistem Layer 1. Pada lapisan ini, semua proses validasi, konsensus, dan keamanan dijalankan sepenuhnya di jaringan utama, menjadikannya sangat transparan dan tahan terhadap manipulasi. Namun, sistem ini menghadapi tantangan besar pada skalabilitas. Ketika jumlah transaksi meningkat drastis, jaringan Layer 1 kerap mengalami kemacetan yang menyebabkan biaya transaksi (gas fee) melonjak. Untuk mengatasi hambatan tersebut, berbagai peningkatan (upgrade) dilakukan melalui mekanisme on-chain scaling, seperti sharding, pembesaran ukuran blok, hingga perubahan algoritma konsensus. Langkah-langkah ini bertujuan agar blockchain dapat menampung lebih banyak transaksi tanpa mengorbankan keamanan dan desentralisasi.


Layer 2: Solusi Skalabilitas di Atas Lapisan Dasar

Berbeda dari Layer 1, Layer 2 merupakan lapisan tambahan yang dibangun di atas blockchain utama dengan tujuan untuk mengurangi beban transaksi. Prinsip utamanya adalah memindahkan sebagian proses transaksi ke luar jaringan utama (off-chain), lalu mengirimkan hasil akhirnya kembali ke Layer 1 untuk diverifikasi. Dengan pendekatan ini, Layer 2 meningkatkan throughput transaksi, menekan biaya gas, dan mempercepat waktu konfirmasi tanpa harus mengubah struktur dasar jaringan utama. Contoh penerapan Layer 2 dapat ditemukan pada ekosistem Ethereum, dengan proyek seperti Arbitrum, Optimism, dan zkSync. Teknologi seperti rollups (optimistic dan zk-rollups), state channels, hingga sidechains menjadi metode populer untuk menjalankan transaksi secara efisien di luar rantai utama, sebelum diselesaikan kembali ke Layer 1.


Fungsi dan Manfaat Kedua Lapisan

Layer 1 berperan sebagai otoritas final dalam setiap transaksi blockchain. Seluruh aktivitas keuangan dan smart contract yang telah divalidasi di jaringan ini akan tercatat secara permanen. Keunggulan utama Layer 1 meliputi:

  • Menjamin keamanan dan integritas data melalui konsensus desentralisasi.

  • Menjadi pondasi utama bagi aplikasi terdesentralisasi (dApps) dan protokol keuangan berbasis blockchain.

  • Memastikan transparansi karena seluruh transaksi dapat diverifikasi publik.

Namun, karena setiap transaksi harus diproses langsung di jaringan utama, Layer 1 memiliki keterbatasan kapasitas yang dapat memicu lonjakan biaya saat beban meningkat.

 

Sementara itu, Layer 2 menawarkan manfaat sebagai sistem pendukung, di antaranya:

  • Mengurangi beban transaksi di jaringan utama dengan mengeksekusi transaksi secara off-chain.

  • Menekan biaya gas dan mempercepat waktu konfirmasi.

  • Meningkatkan pengalaman pengguna dengan proses transaksi yang lebih efisien.

Kendati demikian, Layer 2 tetap memiliki ketergantungan terhadap keamanan Layer 1, serta menghadapi tantangan kompleks dalam integrasi dan interoperabilitas antarprotokol.

 

Tantangan dan Pertimbangan dalam Implementasi Layer 2

Walau memberikan solusi signifikan terhadap masalah skalabilitas, penerapan Layer 2 tidak lepas dari risiko.
Beberapa tantangan yang sering muncul antara lain:

  • Keamanan dan kepercayaan, terutama pada sistem bridge yang menghubungkan Layer 1 dan Layer 2.

  • Kompleksitas teknis, termasuk dalam hal kompatibilitas antarprotokol.

  • Risiko sentralisasi, apabila operasional Layer 2 tidak didesain secara terbuka dan transparan.

  • Finalitas transaksi tertunda, karena sebagian sistem membutuhkan waktu untuk memverifikasi hasil di Layer 1.

 

Dua Pilar Penting Masa Depan Blockchain

Baik Layer 1 maupun Layer 2 merupakan elemen vital dalam evolusi teknologi blockchain modern. Layer 1 berfungsi sebagai pondasi keamanan dan desentralisasi, sementara Layer 2 menjadi mesin percepatan yang memungkinkan blockchain beroperasi secara lebih efisien, cepat, dan ekonomis. Kombinasi keduanya menciptakan keseimbangan ideal antara stabilitas dan skalabilitas, membuka jalan bagi adopsi blockchain yang lebih luas di sektor keuangan, bisnis, dan pemerintahan digital.

 

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.