
Berita Terkini
Awas! Perang AS - China Mengancam Dekat RI, Trump Siapkan Jet Rp23 Triliun Lawan Xi!
/index.php
Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 08 October 2025 Waktu baca 5 menit
Bank Dunia (World Bank) memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mampu melampaui laju ekonomi China pada tahun 2026 mendatang.
Hal ini terungkap dalam laporan terbaru Bank Dunia bertajuk East Asia and The Pacific Economic Update edisi Oktober 2025, yang dirilis pada Selasa (7/10/2025).
Dalam laporan tersebut, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 4,8% pada tahun 2025 dan 2026. Sementara itu, ekonomi China diprediksi tumbuh 4,8% pada 2025, namun akan melambat menjadi hanya 4,2% pada 2026.
Bank Dunia mencatat bahwa perlambatan ekonomi China, yang merupakan ekonomi terbesar di kawasan Asia Timur dan Pasifik, disebabkan oleh melemahnya pertumbuhan ekspor serta pengurangan stimulus fiskal.
“Kondisi ini merupakan akibat dari meningkatnya tingkat utang publik, serta adanya perlambatan struktural yang berkelanjutan,” tulis Bank Dunia dalam laporan terbarunya.
Sementara itu, untuk Indonesia, prospek pertumbuhan yang lebih kuat terutama ditopang oleh stimulus fiskal yang terus diarahkan ke sektor-sektor strategis, seperti pangan, transportasi, dan energi, serta diperkuat dengan program bantuan sosial. Selain itu, pemerintah juga terus menggencarkan kebijakan yang mendorong investasi dan meningkatkan kredit bagi sektor swasta.
“Kebijakan tersebut ditujukan untuk mendukung konsumsi rumah tangga, yang diperkirakan akan menyumbang sekitar 54% terhadap total pertumbuhan ekonomi pada periode 2025–2027. Pertumbuhan investasi juga diproyeksikan meningkat secara bertahap dan akan mencapai rata-rata 6,2% selama periode tersebut,” demikian tertulis dalam laporan Bank Dunia.
Meski begitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 dan 2026 masih tertinggal dibandingkan Vietnam, yang diproyeksikan oleh Bank Dunia akan tumbuh 6,6% pada 2025 dan 6,1% pada 2026.
“Kinerja kuat Vietnam didorong oleh reformasi di sektor jasa, yang menghasilkan pertumbuhan produktivitas lebih dari 5% pada perusahaan-perusahaan perintis di sektor tersebut, serta kenaikan produktivitas lebih dari 10% di perusahaan-perusahaan manufaktur hilir yang bersifat inovatif,” tulis Bank Dunia dalam laporannya.
Sumber: cnbcindonesia.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.