
Saham News
Investor Asing Diam-diam Borong 10 Saham Ini, Simak Daftarnya!
/index.php
Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 11 January 2024 Waktu baca 5 menit
DIGIVESTASI - Persoalan utang luar negeri Indonesia menjadi salah satu isu hangat yang dibicarakan dalam debat calon presiden akhir pekan lalu. Dalam debat tersebut, calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, mengatakan utang Indonesia berada pada level aman.
Hal ini terlihat dari rasio utang terhadap PDB yang masih sangat rendah sehingga Indonesia cukup disegani. Menurut Prabowo, rasio utang sebesar 50% terhadap produk domestik bruto (PDB) pun bukan masalah besar. “Kita bisa mencapai 50%, tidak masalah, kita tidak pernah gagal bayar, kita disegani dunia,” ujarnya saat debat capres ketiga di Istora Senayan, Jakarta.
Sementara utang pemerintah kini mencapai Rp8,041 triliun per November 2023 atau setara dengan sekitar 38,11% produk domestik bruto (PDB). Posisi rasio utang Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan tahun 2022 dan 2021, masing-masing berkisar 38,65% dan 41%. Faktanya, pada bulan November, rasio utang terhadap PDB berada pada level terendah sejak tahun 2019.
Lebih lanjut, rasio tersebut masih dianggap normal dan sesuai undang-undang. Sesuai Keputusan Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pemerintah menetapkan rasio utang terhadap PDB maksimal 60%.
Sementara negara lain seperti Jepang memiliki rasio utang terhadap PDB yang jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia, bahkan di atas 200%. Data Dana Moneter Internasional (IMF) menunjukkan Jepang masih menjadi negara dengan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) tertinggi di dunia. Rasio utang Jepang terhadap PDB mencapai 226,4% PDB, setara dengan 1,27 triliun yen pada Maret 2023 (9,57 triliun USD).
Meskipun rasio utang pemerintah Jepang tinggi, investor domestik masih mengendalikan kepemilikan utang Negara Sakura, yang secara relatif melindungi negara tersebut dari guncangan eksternal. Pemilik terbesar adalah bank sentral Jepang (BOJ) yang menguasai 53,34% utang publik. Warga negara Jepang juga merupakan salah satu pemegang surat utang pemerintah terbesar.
Sementara untuk Negeri Paman Sam, rasio utang terhadap PDB juga jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia, meski masih lebih rendah dibandingkan Jepang. Amerika Serikat (AS) memiliki utang sebesar 33 triliun dolar AS (lebih dari Rp 500 triliun). Utang Negeri Paman Sam tumbuh 89% lebih cepat sejak pandemi dimulai.
Saat ini, rasio utang AS sudah melampaui 100%. Ini berarti batas utang telah tercapai dan Departemen Keuangan AS tidak dapat lagi menerbitkan obligasi untuk membiayai pengeluarannya. Dari tahun ke tahun, utang negara-negara adidaya terus meningkat seiring defisit anggaran yang terus meningkat dan meningkat di abad 21. Amerika Serikat juga tercatat sebagai negara dengan utang terbanyak di dunia. .
Sementara itu, negara tetangga ASEAN seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina memiliki rata-rata rasio utang terhadap PDB sekitar 60%. Angka tertinggi yang dicatat oleh Singapura adalah sekitar 168%.
Sumber: cnbcindonesia.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.