Meningkatnya Harga Makanan, Minuman, dan Tembakau Menyebabkan Inflasi dalam Angka 2,61%

Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 03 January 2024 Waktu baca 5 menit

DIGIVESTASI - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi  Desember 2023 secara bulanan sebesar 0,41%  atau  indeks harga konsumen naik dari 116,08 pada November 2023 menjadi 116,56. Oleh karena itu, tingkat inflasi Indonesia diperkirakan akan mencapai tingkat tahunan sebesar 2,61% pada akhir tahun 2023 dan 2,61% sejak awal tahun.

 

“Grafiknya menunjukkan angka inflasi bulanan bulan Desember merupakan yang tertinggi pada tahun 2023,” kata Plt. Kepala BPS Amalia Adinger Widyasanti saat jumpa pers, Selasa (2024/02/01). Makanan, minuman, dan tembakau memberikan sumbangan terbesar dengan laju inflasi sebesar 1,07% dan laju inflasi sebesar 0,29%.

 

Produk inflasi pada kelompok ini antara lain cabai merah dengan sumbangan inflasi sebesar 0,66%, disusul bawang merah 0,64%, tomat 0,03%, cabai rawit 0,02%, beras 0,02%, dan telur 0,02%. Selain itu, terdapat pula kelompok produk lain di luar kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memberikan sumbangan inflasi cukup besar, seperti angkutan udara  sebesar 0,05%, emas perhiasan sebesar 0,02%, dan harga rekreasi sebesar 0,01%.

 

“Secara umum, 85 dari 90 kota yang masuk IHK mengalami inflasi,  33 kota  mengalami inflasi di atas nasional, sedangkan lima kota lainnya mengalami deflasi, semuanya di Sumatera,” ujarnya. Sebelumnya, konsensus ekonom Bloomberg memperkirakan inflasi tahunan akan rata-rata sebesar 2,82% (y/y) pada Desember 2023.

 

Dari 22 ekonom yang diakui Bloomberg,  Gareth Leather dari Capital Economics mendapat skor tertinggi di antara 20 ekonom. Perkiraannya adalah 3,9% (YoY). Sedangkan prediksi terendah sebesar 2,59% disampaikan oleh Mika Martinpal dari PT Bank CIMB Niaga Tbk. David Sumual, kepala ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), memperkirakan inflasi  akan melambat menjadi 2,72% pada Desember dari 2,86% pada bulan sebelumnya. Ia mengatakan, perlambatan inflasi ini konsisten dengan turunnya harga pangan dan minyak akibat apresiasi nilai tukar yang terus berlanjut.

 

"Tren inflasi terus melambat. Inflasi pangan cukup rendah. Selain itu, harga minyak turun dan nilai tukar juga meningkat," ujarnya kepada Bisnis, Senin (1/1/2024). Sementara itu, Josua Pardede, Kepala Ekonom  Permata Bank, memperkirakan inflasi tahunan akan sedikit di bawah rata-rata konsensus sebesar 2,81%. Josua memperkirakan inflasi harga, khususnya fluktuasi harga pangan, akan terus menjadi pendorong utama inflasi secara keseluruhan.

 

“Perkiraan kami  inflasi tahunan pada Desember 2023 akan berada di bawah target median 3% atau 2,81% year-on-year,” ujarnya. Joshua memperkirakan inflasi inti akan turun menjadi 1,83% pada 23 November dari 1,87% tahun-ke-tahun. Namun, secara bulanan, inflasi inti diperkirakan meningkat dari 0,12%  menjadi 0,17% bulan ke bulan, mencerminkan peningkatan permintaan terkait liburan akhir tahun.

Sumber: bisnis.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.