Simpanan Minyak 1 Miliar Barel di Laut Dekat Jakarta, Namun...

Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 01 April 2024 Waktu baca 5 menit

DIGIVESTASI - Panitia Khusus  Kegiatan  Hulu Migas (SKK Migas) mengakui  potensi sumber daya minyak yang signifikan di lapangan Zulu di lapangan Offshore North West Java (ONWJ). Bahkan, lapangan ini diperkirakan mampu menampung minyak hingga 1 miliar barel. Direktur Utama SKK Migas Dwi Soechipto mengatakan, pihaknya kini mendorong Pertamina untuk segera mengembangkan lapangan Zulu. Namun, mengembangkan sektor Zulu menghadirkan tantangan tersendiri. 
Dui menjelaskan, ladang minyak Zulu memiliki karakteristik minyak berat dan sulit diproduksi. Selain itu, lapangannya berada di lepas pantai atau offshore.


"Heavy oil, minyak berat ini biasanya dihasilkan di darat dengan menggunakan steam. Jadi kalau ditambah steam jadinya cair. Nah, masalahnya susah sekali kalau menghasilkan steam  di laut atau di lepas pantai," jelas Dwi saat ditemui. dilaksanakan di gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di Jakarta pada Senin (1 April 2024). 

 

Oleh karena itu, pihaknya bekerja sama dengan Pertamina akan menyelidiki bagaimana  minyak dengan sifat heavy oil bisa diproduksi di ladang Zulu. Kalaupun biaya produksinya lebih mahal, lanjutnya. "Kami sedang mempertimbangkan apakah kami harus menggunakan bahan kimia, dll, tapi tentu saja biayanya akan tinggi. Tapi selain itu, teman-teman kami di seluruh dunia sedang meneliti teknologi yang  bisa diterapkan," tambahnya.  

 

Sebelumnya, Direktur Jenderal Migas Tutuka Aliazi mengatakan pemerintah telah mengidentifikasi beberapa kawasan ladang minyak yang berpotensi besar untuk segera dikembangkan. Salah satunya terletak di Wilayah Kerja (WK) ONWJ yang dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Energi (PHE) ONWJ.  "Ada wilayah yang ingin kita eksplorasi untuk dikembangkan lebih jauh.

 

Di lautan itulah ONWJ kelola dan luas. Namanya ladang Zulu. Tapi ini ladang minyak berat. Kita usulkan eksploitasi ke Pertamina." . ” Zulu sangat besar. Jumlahnya bisa mencapai 800 juta barel hingga 1 miliar barel sumber daya. “Ini bisa dikelola,” kata Tutka dalam rapat yang digelar di Gedung Kementerian ESDM, Kamis (14 Maret 2024). 

 

Pertama, Tutka mengakui  target 1 juta barel per hari  yang semula ditetapkan pada tahun 2030, bisa berubah menjadi tahun 2033. Selain itu, penurunan produksi secara alami terus berlanjut. 

 

Ia mengatakan, sejumlah upaya  di sektor hulu migas saat ini masih terbatas kemampuannya dalam membendung penurunan produksi. Oleh karena itu, tanpa penemuan-penemuan baru, akan sangat sulit meningkatkan produksi minyak. 
“Ada kemungkinan [ditunda hingga 2033]. Mungkin rencana itu masih di SKK Migas, tapi  menurut kami bisa saja,” kata Tutka. 

 

Kendati demikian, partai tetap menargetkan target produksi sebesar 1 juta barel per hari pada tahun 2030. Salah satunya adalah eksplorasi cadangan minyak dan gas inkonvensional (MNK) dan peningkatan produksi minyak melalui teknik Enhanced Oil Recovery (EOR). “Jika berhasil, saya kira keduanya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap produksi minyak. Ini dari sudut pandang Direktur Migas,” ujarnya.


Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita

Sumber: cnbcindonesia.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.