
Saham News
Investor Asing Diam-diam Borong 10 Saham Ini, Simak Daftarnya!
/index.php
Investasi Digital - Diposting pada 08 November 2023 Waktu baca 5 menit
Masih ingat Ghozali yang tiba-tiba sukses berkat NFT dari foto selfie-nya? Hampir dua tahun telah berlalu, dan platform di mana Ghozali menjual karyanya, yaitu Opensea, saat ini tengah melakukan pemotongan sebanyak 50% karyawan.
Penggagas NFT yang besar ini telah mengonfirmasi tindakan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah stafnya. Meskipun demikian, perusahaan ini belum bersedia untuk mengungkapkan jumlah pasti karyawan yang terdampak oleh kebijakan ini. Saat ini, perkiraan jumlah pegawai Opensea sekitar 115 orang.
Seorang juru bicara dari Opensea menyatakan, "Saat ini, kami sedang mengalami perubahan signifikan dalam organisasi dan operasional kami, sejalan dengan fokus kami untuk membangun versi Opensea yang lebih canggih dan lebih baik." Ini merupakan pernyataan yang diambil dari Decrypt pada Senin, 6 November 2023.
Salah satu pendiri Opensea, Devin Finzer, juga memberikan penjelasan mengenai PHK ini. CEO Opensea menyatakan bahwa langkah PHK ini diambil untuk meluncurkan perusahaan ke generasi berikutnya, yang dikenal sebagai Opensea 2.0. Menurutnya, perusahaan ingin menjadi pemimpin pasar daripada sekadar mengikuti tren. Opensea 2.0 dijanjikan akan membawa perbaikan besar pada produk mereka.
"Kami ingin bergerak dengan cepat, meningkatkan kualitas, dan memiliki keyakinan untuk membuat taruhan yang lebih bermakna. Saat ini, kami sedang mengalihkan fokus tim kami ke Opensea 2.0, dengan peningkatan yang signifikan pada produk kami, termasuk teknologi dasar, keandalan, kecepatan, kualitas, dan pengalaman pengguna," jelasnya.
Karyawan yang terkena dampak PHK akan menerima pesangon selama empat bulan. Selain itu, mereka juga akan mendapatkan layanan kesehatan dan dukungan kesehatan mental selama enam bulan, serta pemberian ekuitas yang lebih cepat.
Pada Juli 2022, Opensea juga telah melakukan pemotongan jumlah karyawannya sebanyak 57 orang. Pada waktu itu, alasan perusahaan adalah untuk mengurangi biaya di tengah penurunan transaksi aset digital.
Pasar NFT memang telah mulai kehilangan popularitasnya sejak pertengahan tahun lalu, seiring dengan penurunan harga aset kripto di pasar. Perkembangan ini juga terjadi bersamaan dengan masalah ekonomi seperti inflasi tinggi, ancaman resesi, dan suku bunga yang meningkat. Semua faktor ini membuat para investor menjadi lebih berhati-hati dalam berinvestasi pada aset-aset berisiko.
Sumber: cnbcindonesia
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.