Harga Emas Meroket, Investor Berburu Aset Aman di Tengah Gejolak Ekonomi Global

Harga emas global kembali mencatat reli tajam seiring meningkatnya permintaan investor terhadap aset lindung nilai di tengah melemahnya data ekonomi Amerika Serikat serta ketegangan perang dagang yang kian memanas.

Mengutip laporan TheStreet per 12 April 2025, logam mulia ini telah melonjak sekitar 20% sejak awal tahun. Kenaikan signifikan sebesar 10% tercatat hanya dalam bulan April, terutama usai Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif baru pada 2 April lalu.

Saat ini, harga emas telah menembus rekor tertinggi sepanjang masa, yakni lebih dari US$ 3.200 per ons. Analis dari UBS dan Deutsche Bank memprediksi tren kenaikan ini belum akan berakhir.

Proyeksi Harga Emas Naik Hingga 2026

UBS memperkirakan harga emas akan terus meningkat hingga tahun depan, dengan level stabil jangka panjang yang lebih tinggi. Target harga terbaru dari UBS untuk tahun 2025 adalah US$ 3.500 per ons, menjadikannya prediksi tertinggi di antara lembaga keuangan global besar, menurut laporan TheStreet.

Sementara itu, Deutsche Bank menetapkan target harga lebih optimistis di angka US$ 3.700 per ons pada 2026, naik dari estimasi sebelumnya sebesar US$ 2.900.

Berdasarkan data Trading Economics, saat berita ini disusun, harga emas tercatat di level US$ 3.220, mengalami penurunan tipis 0,5%.