
Investasi Digital
Harga Emas Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi, Simak Penyebabnya!
/index.php
Berita Terkini - Diposting pada 18 October 2025 Waktu baca 5 menit
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk mengadakan pertemuan puncak baru guna membahas peluang mengakhiri perang di Ukraina. Kesepakatan mengejutkan ini diumumkan pada Kamis (16/10/2025) waktu setempat, di tengah meningkatnya kekhawatiran Moskow terkait potensi bantuan militer tambahan dari Washington untuk Kyiv.
Trump mengungkapkan bahwa dirinya dan Putin berencana bertemu di Budapest, Hungaria, dalam dua minggu ke depan, setelah berbicara melalui sambungan telepon selama lebih dari dua jam.
"Sepanjang hidup saya, saya selalu membuat kesepakatan," ujar Trump kepada wartawan di Gedung Putih. "Saya yakin kita bisa menyelesaikan konflik ini, mudah-mudahan segera," tambahnya seperti dikutip dari Reuters.
Pihak Kremlin telah mengonfirmasi rencana pertemuan tersebut, meski tanggal pastinya belum ditentukan oleh kedua negara.
Langkah ini diambil bertepatan dengan kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke Gedung Putih pada Jumat, dengan tujuan meminta dukungan militer tambahan, termasuk kemungkinan pengiriman rudal jarak jauh buatan Amerika Serikat, Tomahawk.
Dalam beberapa hari terakhir, Trump sempat menunjukkan sinyal kesediaan untuk memberi bantuan baru kepada Kyiv. Namun, nada persahabatan yang ia tunjukkan setelah berbicara dengan Putin justru menimbulkan pertanyaan mengenai kelanjutan rencana tersebut, serta memicu kekhawatiran di Eropa atas potensi sikap lunak Washington terhadap Moskow.
Sejak menjabat pada Januari, Trump kerap mengancam akan mengambil langkah keras terhadap Rusia, tetapi berulang kali menunda tindakannya setelah berkomunikasi langsung dengan Putin. Pada pertemuan di Alaska Agustus lalu, Trump sempat mencoba menegosiasikan gencatan senjata, namun tidak membuahkan hasil.
Sejumlah pengamat menilai bahwa Putin mungkin menggunakan kesempatan pertemuan ini untuk mencari konsesi, tanpa benar-benar berniat mengakhiri perang di Ukraina.
Trump selama ini menampilkan diri sebagai tokoh perdamaian dan negosiator ulung, sering kali membanggakan keberhasilannya dalam kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza. Ia juga berulang kali menyatakan bahwa perang Rusia–Ukraina yang dimulai pada 2022 akan lebih mudah diakhiri karena hubungan pribadinya yang baik dengan Putin.
Dalam percakapan telepon terakhir, Putin memperingatkan Trump bahwa pengiriman rudal jarak jauh ke Ukraina akan menghambat proses perdamaian serta merusak hubungan bilateral kedua negara.
"Itu akan berdampak negatif pada proses perdamaian dan hubungan Rusia–Amerika," kata penasihat Kremlin, Yuri Ushakov.
Sementara itu, Zelensky, yang telah tiba di Washington, menyambut kabar pertemuan itu dengan optimisme.
"Kami berharap momentum penghentian kekerasan dan keberhasilan perdamaian di Timur Tengah dapat membantu mengakhiri perang Rusia terhadap Ukraina," tulis Zelensky di platform X.
"Kami melihat Moskow segera kembali ke meja perundingan setelah mendengar kabar mengenai Tomahawk," lanjutnya.
Rencana lokasi pertemuan di Budapest juga menarik perhatian dunia. Putin masih berstatus buronan internasional di beberapa yurisdiksi karena dugaan kejahatan perang, sehingga membatasi perjalanannya ke sejumlah negara.
Hubungan antara Ukraina dan Hungaria sendiri belakangan menegang. Bulan lalu, Zelensky menuduh drone Hungaria melintasi wilayah udara Ukraina — tuduhan yang dibantah oleh Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban.
Orban menanggapi dengan mengatakan bahwa “Ukraina bukanlah negara berdaulat yang independen.”
Berbeda dengan sebagian besar pemimpin NATO dan Uni Eropa, Orban mempertahankan hubungan dekat dengan Rusia dan meragukan efektivitas dukungan militer Barat terhadap Kyiv — posisi yang kerap menimbulkan ketegangan dengan Zelensky.
"Pertemuan yang direncanakan antara Presiden Amerika dan Rusia adalah kabar baik bagi seluruh warga dunia yang mencintai perdamaian," tulis Orban di platform X.
"Kami siap!" tambahnya, seraya menyebut bahwa ia telah berbicara langsung dengan Trump dan bahwa persiapan untuk pertemuan damai AS–Rusia tengah dilakukan.
Trump juga mengumumkan bahwa pertemuan puncak tersebut akan diawali oleh pembicaraan tingkat menteri antara kedua negara pekan depan. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio akan mewakili Washington, sementara Rusia akan diwakili oleh Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.
Dalam unggahan di Truth Social, Trump menulis bahwa ia akan memberikan pengarahan langsung kepada Zelensky mengenai hasil pembicaraannya dengan Putin saat bertemu di Gedung Putih pada Jumat.
"Saya percaya kemajuan besar telah dicapai dalam percakapan telepon hari ini," tulisnya.
Sementara itu, situasi di medan perang masih memanas. Ukraina dan Rusia terus melancarkan serangan besar ke infrastruktur energi satu sama lain, sedangkan NATO kewalahan menghadapi peningkatan pelanggaran udara Rusia.
Serangan terhadap fasilitas energi telah menjadi strategi utama Moskow selama dua musim dingin terakhir, seiring dengan memasuki tahun keempat perang Rusia–Ukraina.
Sumber: cnbcindonesia.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.