
Saham News
Investor Asing Diam-diam Borong 10 Saham Ini, Simak Daftarnya!
/index.php
Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 30 January 2024 Waktu baca 5 menit
DIGIVESTASI - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melakukan pencarian bakat berbasis teknologi menggunakan Kongsberg Satellite Services (KSAT) Norwegia untuk mendukung implementasi Program Peran Ekonomi Biru.
Menteri Trenggono dalam sertifikat di Jakarta, Minggu (28 Januari) menjelaskan, KSAT memiliki kapasitas dan perubahan hidup dalam pemeriksaan langit planet, penambahan jumlah pesawat yang beroperasi, dan Teluk memiliki kepala dingin terhadap pemeriksaan maritim.
Selain itu, teknologi yang dimiliki KSAT juga mempunyai kemampuan dalam mengidentifikasi risiko dan mendeteksi tindakan ilegal di Teluk. “Kemampuan teknologi planet yang dimiliki KSAT dapat dimanfaatkan di berbagai sektor kelautan dan perikanan. Tidak hanya memahami risiko melakukan aktivitas ilegal namun juga menyediakan jasa pengkajian lingkungan hidup, nampaknya mampu mendiskusikan masukan-masukan yang produktif. " adalah penilaian yang penuh warna mengenai risiko polusi di teluk,” kata Trenggono. Ia menambahkan, planet milik KSAT juga berpotensi menyaksikan pertumbuhan alga dan budidaya perikanan. “Jadi kalau teknologi yang ada di sini kita gabungkan dengan teknologi yang ditemukan di KKP, hasilnya akan lebih dahsyat lagi. Itu masih kami dalami,” lanjut Trenggono.
Sementara itu, Wakil Presiden Bidang Operasi dan Pengawasan Luar Angkasa Harald Aaro yang memantau kunjungan Menteri Trenggono menjelaskan tentang stasiun satelit Kongsberg dan teknologi yang digunakan. Harald mengatakan diperkirakan setidaknya ada 21 wilayah yang ditempati kuota di ruang maritim dan perikanan, termasuk perbaikan nanoplanet, pangkalan udara untuk komando dan pengendalian planet, inspeksi perikanan, dan kegiatan penelitian tumpahan minyak. “Satelit yang digunakan dapat mencakup risiko penyerang kuda laut yang tidak mengaktifkan AIS dan VMS mereka, sehingga operasi tersebut melawan penangkapan ikan ilegal dan tidak dilaporkan,” jelasnya, dan Risa yang tidak diatur (IUUF) adalah “kuda laut yang dipantau”. Sebagai informasi, lima program ekonomi biru telah dilaksanakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), antara lain memperluas ruang konservasi teluk, meningkatkan penangkapan ikan kuda laut secara terukur, meningkatkan budidaya perikanan berkelanjutan di wilayah pesisir, pedalaman, dan teluk, mengkaji dan mengatasi pemanfaatan ikan laut. wilayah pesisir dan daratan kecil, termasuk pembangunan alat pancing plastik di Teluk Malayari dengan partisipasi nelayan.
Pada saat yang sama, penerapan kelima program ekonomi hijau ini akan mewujudkan keberlanjutan global, memperluas kemajuan ekonomi di seluruh dunia dan meningkatkan jumlah sektor yang dicakup.
Sumber: pasardana.id
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.