Mentan Amran Tolak Ekspor Beras Meski Diperintah Prabowo, Ada Apa?

Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 29 April 2025 Waktu baca 5 menit

illustrasi

Indonesia Catat Rekor Stok Beras, Ekspor Mulai Dipertimbangkan

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa cadangan beras pemerintah (CBP) diprediksi akan mencapai rekor tertinggi sebesar 4 juta ton pada Mei 2025. Saat ini, stok beras yang tersimpan di gudang Bulog telah menembus angka 3,36 juta ton dan diperkirakan akan naik menjadi 3,7 juta ton pada awal bulan depan.

 

Angka ini memberikan keyakinan bahwa Indonesia memiliki kekuatan logistik untuk menghadapi potensi krisis seperti bencana alam, lonjakan harga, atau kelangkaan pasokan. Untuk pertama kalinya, Indonesia memiliki peluang mengekspor beras daripada mengimpornya.

 

Saat meluncurkan program Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) di Banyuasin, Sumsel, pada Rabu (23/4/2025), Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia siap mengirim beras ke beberapa negara karena kelebihan pasokan. Namun, ia tidak merinci negara mana saja yang dimaksud.

 

“Saya mendapat laporan dari para menteri bahwa sejumlah negara meminta kita mengirimkan beras. Saya izinkan! Saya perintahkan kirim,” ucap Presiden.

Kendati demikian, Menteri Pertanian Amran lebih memilih untuk menahan ekspor demi memperkuat cadangan domestik terlebih dahulu. Ia menyebut pentingnya memastikan kecukupan nasional sebelum menyalurkan ke luar negeri.

 

“Kita pastikan dulu cadangan nasional kita cukup,” kata Amran dalam Rakornas bersama 37 ribu penyuluh pertanian secara hybrid di Jakarta, Sabtu (26/4/2025).

 

Ia menekankan bahwa perubahan iklim global menambah urgensi untuk membangun cadangan pangan yang berlebih. Amran mengingatkan bahwa negara seperti Jepang, Malaysia, dan Filipina pernah mengalami krisis pangan karena cuaca ekstrem.

 

“Kita harus siap menghadapi skenario terburuk. Jangan sampai kita mengalami krisis seperti negara-negara tersebut,” tegasnya.

Menurut Amran, saat ini masih ada negara yang berharap Indonesia tetap menjadi negara pengimpor beras, khususnya dari pihak-pihak yang berkepentingan sebagai eksportir.

 

Namun data BPS per April 2025 menunjukkan situasi berbeda. Produksi gabah mencapai 13,9 juta ton, sementara konsumsi domestik hanya sekitar 10,7 juta ton. Stok Bulog pun tercatat di atas 3 juta ton — tertinggi dalam lebih dari dua dekade terakhir.

 

Amran juga mengutip laporan USDA yang menyatakan lonjakan produksi Indonesia telah mengejutkan eksportir global.

Sementara itu, muncul kabar bahwa Malaysia ingin mengimpor beras dari Indonesia, namun menurut Mendag Budi Santoso, hingga kini belum ada permintaan resmi.

 

“Belum ada permintaan formal. Kalau memang ingin, nanti bisa saja dibuat MoU seperti saat kita impor dari Vietnam,” ujar Budi.

 

Ia menambahkan bahwa Malaysia memang sedang mengalami krisis karena hanya mampu memenuhi 40–50 persen kebutuhan berasnya sendiri. Kemendag pun menyatakan akan mengikuti arahan Presiden jika ekspor benar-benar dilakukan.

Sumber: republika.co.id

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.