Saham News
Bagaimana Nasib BREN dan CUAN Jika Terbukti Manipulasi Pasar?
Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 26 September 2024 Waktu baca 5 menit
DIGIVESTASI - Nama pengusaha sawit asal Indonesia, Martias Fangiono, menjadi sorotan dalam proyek swasembada tebu yang digagas oleh Presiden Jokowi di Kabupaten Merauke, Papua Selatan. Proyek strategis nasional (PSN) ini mencakup pengembangan lahan seluas 2,29 juta hektare, atau setara dengan 70 kali luas Jakarta. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan lahan pertanian baru, meskipun hal ini memicu kekhawatiran karena ratusan ribu hektare hutan di Papua Selatan akan dibabat untuk membuka lahan tersebut. Proyek ini membentang di 19 dari 22 distrik di Merauke.
Proyek besar ini menarik perhatian ketika Presiden Jokowi secara langsung menghadiri penanaman tebu perdana di lahan konsesi PT Global Papua Abadi di Distrik Tanah Miring pada 23 Juli 2024. Saat itu, Jokowi didampingi oleh Martias Fangiono, pendiri korporasi sawit First Resources, serta putrinya, Wirastuty Fangiono.
Menurut laporan Koran Tempo berjudul “Kongsi Sepuluh Raja Gula di Food Estate Merauke,” Yayasan Pusaka Bentala Rakyat mencurigai bahwa First Resources, melalui PT Global Papua Abadi dan empat perusahaan lainnya—PT Andalan Manis Nusantara, PT Semesta Gula Nusantara, PT Borneo Citra Persada, dan PT Dutamas Resources International—terlibat dalam proyek tersebut. Diduga, kelima perusahaan ini bekerja sama dengan perusahaan besar lainnya untuk membangun konsorsium kebun tebu di Merauke.
Martias Fangiono, yang dikenal sebagai pendiri perusahaan sawit PT Surya Dumai Industri Tbk, kini kembali menjadi sorotan. Perusahaan tersebut bangkrut dan delisting dari Bursa Efek Indonesia setelah Martias terjerat kasus korupsi pada tahun 2007, yang berujung pada hukuman penjara dan denda Rp346 miliar. Meski begitu, putranya, Ciliandra Fangiono, berhasil membawa perusahaan baru, First Resources, ke bursa saham Singapura.
Dalam dokumen Greenpeace, First Resources dianggap sebagai spin-off dari PT Surya Dumai Industri, dengan dugaan bahwa perusahaan ini memiliki sejumlah perusahaan bayangan untuk mengelola sawit di Indonesia, termasuk PT Ciliandry Anky Abadi (CAA) dan FAP Agri. Kedua perusahaan ini diketahui berbagi alamat dengan First Resources selama bertahun-tahun.
Martias Fangiono sendiri diketahui memiliki tujuh anak dari dua istri, Irawaty Fangiono dan Silvia Caroline. Anak-anaknya, termasuk Ciliandra dan Wirastuty, memiliki saham pengendali di First Resources. Wirastuty bahkan tercatat sebagai pemegang saham mayoritas di FAP Agri, yang diketahui saat IPO tahun 2020.
Terkait dugaan keterlibatan First Resources dalam proyek tebu di Merauke, perusahaan ini membantah adanya hubungan dengan perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam proyek tersebut. Dalam pernyataannya, mereka menegaskan bahwa bisnis utama mereka adalah di sektor kelapa sawit, dengan wilayah operasi di Riau, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.
Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita
Sumber: tempo.co
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Oct 2024
Visitor Today
Online Visitor Today
Total Visitor