China Dominasi Investasi EV Global, 74% untuk Pabrik Baterai, Indonesia Raup Rp4,7 Triliun!

Teknologi Terkini - Diposting pada 20 August 2025 Waktu baca 5 menit

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, raksasa-raksasa mobil listrik (EV) asal China lebih memilih menggelontorkan modal untuk mendirikan pabrik di luar negeri dibandingkan membangun di negeri sendiri. Fenomena ini menjadi sebuah eksodus besar yang dipicu oleh persaingan sengit di pasar domestik serta hambatan tarif tinggi di kancah internasional.

 

Sebuah laporan terbaru dari firma riset Amerika Serikat, Rhodium Group, yang dirilis pada Senin (18/8/2025), menunjukkan data mengejutkan: investasi manufaktur EV di dalam China anjlok drastis.

 

Jika pada 2022 investasi masih mencapai lebih dari Rp1.440 triliun (sekitar USD90 miliar), maka pada 2024 jumlah itu merosot tajam menjadi hanya Rp240 triliun (USD15 miliar).

 

Untuk pertama kalinya, nilai investasi ke luar negeri justru “sedikit melampaui” investasi domestik yang stagnan. Hal ini menjadi sinyal kuat bahwa perusahaan besar seperti BYD dan Great Wall Motor (GWM) sedang mengubah strategi agar mampu bertahan sekaligus menembus pasar global.

 

'Kabur' dari Perang Brutal di Pasar Domestik

Langkah radikal ini tentu bukan tanpa sebab. Pasar EV di China kini berubah menjadi ajang “pertempuran berdarah”. Puluhan produsen saling banting harga, menekan margin keuntungan hingga titik kritis demi merebut pangsa pasar. Sementara itu, negara-negara Barat seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat memperketat tarif untuk menghalangi banjir mobil murah asal China.

 

Satu-satunya strategi yang dianggap masuk akal adalah membangun fasilitas produksi langsung di pasar sasaran. “Tekanan regulasi yang semakin ketat di kawasan seperti Uni Eropa meningkatkan hambatan masuk dan mendorong lebih banyak perusahaan China mendirikan basis manufaktur lokal,” tulis Rhodium Group.

 

Gelombang investasi ini pun menyebar luas. Di Sao Paulo, Brazil, Presiden Luiz Inacio Lula da Silva meresmikan pabrik baru GWM pada 15 Agustus lalu. Sebulan sebelumnya, rival mereka, BYD, juga memulai produksi di pabrik pertamanya di Brazil. Sementara di Indonesia, perusahaan material baterai China, GEM, telah berkomitmen menanamkan Rp4,7 triliun (USD293 juta) untuk memperluas fasilitas produksi.

 

Kritik Tajam: Janji Ambisius yang Bisa Gagal

Namun, di balik narasi ekspansi besar-besaran ini, Rhodium Group melontarkan kritik keras sekaligus peringatan serius. Nilai investasi triliunan rupiah tersebut bisa jadi hanya sebatas “janji manis” di atas kertas.

 

Faktanya, laporan menunjukkan bahwa hanya 25% dari proyek pembangunan pabrik luar negeri yang benar-benar terealisasi, jauh lebih rendah dibandingkan tingkat penyelesaian di dalam negeri yang mencapai 45%. Lebih buruk lagi, kemungkinan pembatalan proyek di luar negeri dua kali lipat lebih tinggi.

 

Risikonya jelas besar: triliunan rupiah bisa hangus apabila proyek terbengkalai akibat kendala birokrasi, dinamika politik, atau salah strategi bisnis.

 

Ironisnya, ancaman bisa muncul justru dari pemerintah China sendiri. “Perusahaan China juga harus mengelola kekhawatiran Beijing terkait kebocoran teknologi, hilangnya lapangan kerja, serta pengosongan industri di dalam negeri,” demikian bunyi laporan. Pemerintah berpotensi menarik rem darurat bila merasa arus eksodus ini mengancam stabilitas ekonomi nasional.

 

Pada akhirnya, gelombang ekspansi global ini ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, ia merupakan strategi cerdas untuk menaklukkan pasar otomotif dunia. Namun di sisi lain, langkah ini adalah pelarian besar-besaran yang sarat risiko kegagalan sekaligus ancaman bumerang politik.

 

Kini dunia—termasuk Indonesia yang ikut menerima aliran investasi—hanya bisa menanti: apakah langkah ini akan tercatat sebagai kisah sukses penaklukan global, atau justru menjadi pelajaran mahal tentang ambisi yang melampaui batas?

Sumber: sindonews.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.