Harga Bitcoin & Altcoin Anjlok! Investor Diminta Waspadai Ekonomi AS

Crypto News - Diposting pada 26 September 2025 Waktu baca 5 menit

Pasar aset kripto mengalami pelemahan setelah Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga beberapa waktu lalu. Sejumlah koin utama kripto tercatat anjlok di luar perkiraan para investor.

 

Menurut analisis Tokocrypto, pemangkasan suku bunga The Fed justru membuat pelaku pasar lebih berhati-hati karena dianggap sebagai sinyal melemahnya kondisi ekonomi di Amerika Serikat (AS).

 

Berdasarkan data perdagangan per Kamis (25/9/2025), Bitcoin (BTC) diperdagangkan di kisaran US$ 111.548 atau sekitar Rp 1,87 miliar (kurs Rp 16.798). Aset digital ini telah turun lebih dari 4,7% dalam sepekan terakhir.

 

Ethereum (ETH) juga mengikuti tren serupa, merosot tajam ke level US$ 3.990 atau terkoreksi sekitar 11% dibandingkan pekan sebelumnya. XRP jatuh 6% ke harga US$ 2,89, sementara Solana (SOL) menjadi yang paling terpukul dengan penurunan lebih dari 15% ke US$ 203. BNB turut melemah ke US$ 988.

 

Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan tekanan ini dipicu oleh likuidasi besar di pasar derivatif serta melemahnya arus masuk ke ETF BTC spot. Di sisi lain, penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi mendorong investor beralih ke emas yang kini mendekati US$ 3.800 per ons.

 

Data dari The Block menunjukkan, nilai ETF BTC hanya bertumbuh sekitar 2% sejak awal Agustus, sedangkan ETF ETH melonjak 33% dalam periode yang sama. Pertumbuhan ini bahkan melampaui kenaikan harga ETH yang hanya 13% dalam dua bulan terakhir, yang menandakan meningkatnya minat pada produk berbasis ETH.

 

Meski demikian, Fyqieh menilai pelemahan pasar pasca-penurunan suku bunga merupakan hal yang wajar.

“Pasar biasanya akan melemah lebih dulu sebelum menemukan titik keseimbangan, kemudian memasuki fase pertumbuhan baru beberapa bulan setelahnya,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Kamis (25/9/2025).

 

Ia menambahkan, Bitcoin masih berada di fase konsolidasi dengan dukungan kuat di sekitar US$ 111.000, meski tekanan jual tergolong besar.

“Tekanan jual memang signifikan, tetapi data on-chain menunjukkan cadangan BTC di bursa turun ke titik terendah tahun ini, yakni 2,4 juta BTC. Hal ini menandakan kepercayaan pemegang jangka panjang tetap terjaga,” tuturnya.

 

Fyqieh menyebut peluang pemulihan akan terbuka jika BTC mampu menembus level psikologis US$ 114.000. Untuk saat ini, volume perdagangan BTC masih rendah, tetapi jika harga mampu melampaui US$ 118.000, maka potensi menuju US$ 125.000 akan terbuka.

 

Bahkan, target optimistis hingga US$ 140.000 sebelum akhir tahun masih dianggap realistis, meski tidak menutup kemungkinan koreksi lebih dalam hingga US$ 108.000. Ke depan, Bitcoin diperkirakan tetap menjadi penggerak utama arah pasar kripto.

“Kenaikan kecil yang terlihat bisa saja menyembunyikan potensi lonjakan lebih besar, terutama bila dukungan institusional melalui ETF kembali menguat. Namun, jika level support utama gagal dipertahankan, BTC bisa tertekan di bawah US$ 110.000, yang pada akhirnya akan menyeret altcoin turun lebih dalam,” pungkas Fyqieh.

Sumber: detik.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.