
Berita Terkini
Awas! Perang AS - China Mengancam Dekat RI, Trump Siapkan Jet Rp23 Triliun Lawan Xi!
/index.php
Edukasi - Diposting pada 06 October 2025 Waktu baca 5 menit
Di zaman sekarang, ketika investasi semakin mudah dilakukan, kebiasaan menabung di bank mulai perlahan ditinggalkan. Namun, pada kenyataannya, pepatah lama “cash is king” masih berlaku. Artinya, uang tunai tetap dianggap sebagai aset paling berharga, terutama saat ekonomi sedang tidak stabil atau ketika terjadi krisis.
Lalu, muncul pertanyaan: berapa banyak uang tunai yang sebaiknya kita simpan di tabungan?
Para perencana keuangan umumnya menyarankan agar dana yang disimpan di rekening bank cukup untuk menutupi kebutuhan pembayaran selama satu bulan. Jika jumlah uang di rekening terlalu besar, justru ada sejumlah risiko yang bisa menggerus nilai tabungan tersebut, seperti risiko penipuan (fraud), inflasi, atau bahkan kesalahan transaksi.
Jessica Goedtel, seorang perencana keuangan bersertifikat dari Pennsylvania, menjelaskan bahwa “rekening tabungan sering kali tidak memiliki perlindungan seperti kartu kredit,” yang berarti jika rekening dibobol, “dana bisa lebih sulit untuk dikembalikan.” (CNBC Make It).
Karena itu, para ahli menyarankan agar tidak menimbun uang tunai terlalu banyak di rekening bank. Gregory Guenther, seorang konselor perencanaan pensiun berizin dari New Jersey, menuturkan bahwa jumlah uang di rekening sebaiknya cukup untuk menutupi pengeluaran selama satu hingga dua minggu saja.
“Jika jumlahnya terlalu sedikit, Anda akan merasa cemas setiap kali melakukan transaksi. Namun, jika terlalu banyak, Anda berpotensi kehilangan peluang pertumbuhan dari rekening atau instrumen lain yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi. Titik keseimbangan ideal bersifat pribadi, tetapi yang terpenting adalah Anda bisa hidup nyaman tanpa harus memeriksa saldo setiap kali berbelanja kebutuhan harian,” ujar Gregory.
Meskipun menjaga saldo kas yang memadai dapat membantu menghindari biaya administrasi bank yang cukup membebani, saldo tersebut bukan pengganti dana darurat.
Dana darurat dimaksudkan untuk menutupi pengeluaran besar yang tak terduga, seperti biaya medis mendadak atau kehilangan pekerjaan.
Umumnya, para perencana keuangan menyarankan agar seseorang memiliki dana darurat senilai tiga hingga enam bulan pengeluaran, yang disimpan di tempat terpisah namun tetap mudah diakses — misalnya, di rekening tabungan berbunga tinggi. Dengan cara ini, dana dapat digunakan kapan saja ketika diperlukan tanpa menghadapi risiko kehilangan nilai atau akses.
Sumber: cnbcindonesia.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.