Bisnis | Ekonomi
Sejarah Louis Vuitton: Perjalanan dari Koper Kecil ke Brand Fashion Ikonik Dunia
Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 26 November 2024 Waktu baca 5 menit
DIGIVESTASI - Rupiah Melemah, Mengingat Kembali Langkah BJ Habibie saat Krisis 1998, Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah dalam beberapa waktu terakhir. Pada Kamis (21/11/2024), nilai rupiah nyaris menyentuh Rp16.000 per dolar AS, mengingatkan publik pada krisis ekonomi 1998, ketika rupiah sempat jatuh hingga Rp16.800 dalam waktu singkat.
Situasi tersebut terjadi di masa akhir kepemimpinan Presiden Soeharto, yang beriringan dengan krisis moneter yang melanda Indonesia. BJ Habibie, yang menggantikan Soeharto, menghadapi tantangan berat di awal pemerintahannya. Namun, langkah-langkah strategis yang ia ambil berhasil memperbaiki nilai tukar rupiah dalam waktu relatif cepat.
Salah satu upaya utama Habibie adalah melakukan restrukturisasi perbankan. Krisis perbankan kala itu dipicu oleh kebijakan Paket Oktober 1988 di era Orde Baru, yang memberikan kemudahan pendirian bank tanpa disertai pengawasan ketat. Akibatnya, banyak bank tidak mampu bertahan ketika krisis melanda, memicu penarikan dana besar-besaran oleh nasabah.
Untuk mengatasi masalah ini, Habibie mencabut kebijakan pendirian bank yang longgar dan memperkuat bank milik negara. Empat bank pemerintah digabung menjadi satu entitas baru yang kini dikenal sebagai Bank Mandiri.
Ia juga memastikan independensi Bank Indonesia (BI) melalui Undang-Undang No. 23 Tahun 1999, memisahkannya dari kendali pemerintah. Dalam otobiografinya B.J. Habibie: Detik-detik yang Menentukan (2006), Habibie menyebut langkah ini penting untuk memperkuat nilai tukar rupiah, karena BI harus bebas dari intervensi politik dan tetap objektif.
Habibie juga menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan bunga tinggi untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan. Langkah ini bertujuan menarik dana dari masyarakat agar kembali menabung di bank, sehingga jumlah uang yang beredar dapat dikendalikan.
Kebijakan ini membuahkan hasil. Suku bunga yang semula mencapai 60% berhasil ditekan hingga menjadi belasan persen. Kepercayaan terhadap bank kembali pulih, yang menjadi titik awal stabilisasi ekonomi.
Selain langkah perbankan, Habibie juga berfokus pada pengendalian harga bahan pokok. Ia menjaga subsidi listrik dan bahan bakar minyak (BBM) agar harga kebutuhan pokok tetap terjangkau di tengah krisis.
Meski efektif, kebijakan ini sempat menuai kontroversi. Dalam salah satu pidatonya, Habibie meminta masyarakat berhemat, bahkan menyarankan untuk berpuasa di tengah krisis, yang memicu berbagai tanggapan dari publik.
Kombinasi kebijakan Habibie berhasil meningkatkan kepercayaan pasar terhadap ekonomi Indonesia. Aliran dana investor mulai kembali masuk, dan nilai tukar rupiah yang semula terpuruk perlahan menguat hingga mencapai Rp6.550 per dolar AS.
Langkah-langkah tersebut menjadi pelajaran penting dalam menghadapi tekanan ekonomi, memberikan gambaran tentang pentingnya kebijakan strategis untuk menjaga stabilitas moneter dan ekonomi nasional.
Temukan berita dan artikel lainnya di Google Berita
Sumber: cnbcindonesia.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Dec 2024
Visitor Today
Online Visitor Today
Total Visitor