Bitcoin Anjlok ke US$80.500, Analis Prediksi Rebound Besar di Awal 2026

Crypto News - Diposting pada 24 November 2025 Waktu baca 5 menit

Harga Bitcoin sempat merosot tajam dari puncaknya pada Oktober di kisaran 126.080 dolar AS hingga turun ke level 80.500 dolar AS pada minggu ini.

 

Penurunan besar tersebut awalnya membingungkan pelaku pasar karena tidak ada satu pun penyebab tunggal yang jelas. Para trader hanya melihat adanya aksi jual dari Exchange Traded Fund (ETF), penjualan Bitcoin oleh investor berkapital besar (whales), serta jebolnya area-area support penting yang semakin memperburuk tekanan.

 

Namun, menurut CryptoDnes.bg pada Senin (24/11/2025), informasi terbaru sepanjang pekan terakhir memberikan gambaran lebih jelas mengenai faktor yang membuat kinerja Bitcoin melemah. Temuan tersebut membuat pelaku pasar menilai situasi dari perspektif lain dan berpotensi menjadi petunjuk arah harga selanjutnya.

 

Pada Rabu sebelumnya, JPMorgan menyampaikan bahwa Morgan Stanley Capital International (MSCI), sebagai penyedia indeks terbesar di dunia, tengah mempertimbangkan untuk mengeluarkan Strategy — perusahaan pemilik Bitcoin terbesar di dunia — dari indeks ekuitasnya.

 

Penilaian MSCI menyebut bahwa Strategy dan beberapa perusahaan aset digital lainnya lebih cocok digolongkan sebagai dana investasi daripada perusahaan operasional. Pada awalnya kabar ini tidak terlalu disoroti para investor, tetapi pelaku pasar besar tampaknya langsung memahami dampaknya.

 

Beberapa jam setelah pengumuman MSCI pada 10 Oktober, harga Bitcoin langsung anjlok, diikuti gelombang likuidasi besar senilai 19,2 miliar dolar AS yang semakin memperparah penurunan.

 

Keadaan menjadi lebih jelas setelah JPMorgan menulis bahwa Strategy berpotensi mengalami arus keluar hingga 2,8 miliar dolar AS apabila benar-benar dikeluarkan dari indeks MSCI. Bahkan tekanan dapat membengkak hingga 8,8 miliar dolar AS jika penyedia indeks lainnya mengambil langkah serupa.

 

Dengan ancaman tekanan sebesar itu, pasar kripto langsung merespons secara agresif. Pada Jumat, Bitcoin anjlok ke titik terendah sejak April, yakni 80.500 dolar AS.

 

Dalam kondisi tegang tersebut, CEO Strategy, Michael Saylor, turun tangan untuk menenangkan situasi.

 

Ia menegaskan melalui platform X bahwa Strategy bukan fund, bukan trust, dan bukan holding company, tetapi perusahaan operasional publik yang memiliki bisnis perangkat lunak senilai 500 juta dolar AS dengan strategi treasury yang menjadikan Bitcoin sebagai aset produktif.

 

“Strategy bukanlah fund, trust, maupun holding company. Kami adalah perusahaan operasional yang tercatat secara publik, menjalankan bisnis perangkat lunak bernilai 500 juta dolar AS dengan strategi treasury unik yang menggunakan Bitcoin sebagai modal produktif,” ujar Michael Saylor.

 

Pernyataan ini membantu meredakan kepanikan dan membuat pasar kembali stabil. Hingga Minggu, Bitcoin menguat 2,5 persen dalam 24 jam terakhir dan diperdagangkan di sekitar 86.100 dolar AS.

 

Meski harga mulai bangkit, ketidakpastian tetap tinggi. MSCI baru akan mengumumkan keputusan final terkait penghapusan Strategy dari indeks pada 15 Januari 2026.

 

Selama keputusan itu belum keluar, volatilitas di pasar kripto diperkirakan masih berlanjut.

 

Prediksi Harga Bitcoin: Mulai Pulih Awal 2026?

Sejumlah analis berpendapat bahwa Bitcoin telah menyentuh titik terendahnya setelah tekanan jual besar yang berlangsung selama lebih dari sebulan. Indikasinya tampak dari meredanya penjualan institusi dan sinyal teknikal yang memperlihatkan bahwa pasar telah masuk ke area jenuh jual.

 

Pemain besar (smart money) disebut telah memperhitungkan risiko terkait MSCI lebih dari sebulan terakhir. Karena itu, analis menilai sebagian besar aksi jual institusional kemungkinan sudah tuntas. Menurut analis Barchart, RSI kini berada pada area oversold terdalam dalam tiga tahun terakhir, menunjukkan bahwa tekanan jual mulai melemah.

 

Sentimen positif juga didukung oleh arus masuk ETF Bitcoin yang kembali positif. Pada Jumat, ETF Bitcoin mencatat inflow bersih sebesar 238 juta dolar AS, mematahkan tren outflow besar sejak Oktober.

 

Analis yang dikenal sebagai The Bitcoin Therapist menyebut bahwa arus masuk ini berpotensi menandakan titik dasar harga telah tercapai.

 

Pandangan optimistis juga datang dari analis Aralez, yang memprediksi harga Bitcoin dapat memulai reli menuju 160.000 dolar AS dalam beberapa bulan mendatang.

 

Menurutnya, level tersebut bisa menjadi puncak euforia (blow-off top) dari siklus bull market kali ini.

 

Namun, pasar masih menunggu keputusan final MSCI pada 15 Januari 2026. Sampai hari itu, Bitcoin diperkirakan bergerak stabil.

 

Walau demikian, analis menilai kabar negatif mengenai MSCI kemungkinan sudah diperhitungkan pasar jauh sebelumnya, sehingga investor besar mungkin mulai melakukan akumulasi.

 

Dengan kondisi saat ini, tidak menutup kemungkinan level 80.000 dolar AS merupakan titik dasar untuk Bitcoin.

 

Jika skenario tersebut terwujud, harga berpeluang mendekati kembali level tertingginya di akhir 2025 sebelum mencapai puncak mendekati 160.000 dolar AS pada awal 2026. Arus masuk ETF dalam beberapa hari ke depan akan menjadi indikator penting untuk menilai sentimen pasar menjelang keputusan MSCI.

Sumber: kompas.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.