Orang Terkaya Dunia & Manusia Rp2.700 T Sepakat Bangun Proyek Raksasa di Saudi

Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 24 November 2025 Waktu baca 5 menit

Foto: REUTERS/Brian Snyder

Elon Musk, miliarder sekaligus pemilik SpaceX dan Tesla, bersama CEO Nvidia Jensen Huang sepakat menjalin kolaborasi dalam sebuah proyek besar di Arab Saudi. Kesepakatan ini diumumkan bersamaan dengan kunjungan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, ke Amerika Serikat untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir.

 

Dalam kesempatan tersebut, Musk mengungkapkan bahwa xAI—perusahaan kecerdasan buatannya—akan membangun pusat data berskala besar di Arab Saudi berpartner dengan Humain, perusahaan AI yang memperoleh dukungan dari pemerintah kerajaan Saudi. Pusat data dengan kapasitas 500 megawatt ini akan menjadi fasilitas xAI pertama di luar wilayah Amerika Serikat.

 

Selain itu, kemitraan tersebut juga mencakup implementasi chatbot Grok milik xAI di seluruh Arab Saudi.

 

“Masa depan kecerdasan buatan akan dibangun melalui komputasi besar yang efisien serta model AI paling mutakhir,” ujar Musk dalam pernyataannya, dikutip dari CNN, Rabu (19/11).

 

Pusat data tersebut akan memanfaatkan chip dari Nvidia. Huang, selaku CEO Nvidia, turut hadir dalam satu panel bersama Musk dan Menteri Komunikasi serta Teknologi Informasi Arab Saudi, Abdullah Alswaha.

 

Musk saat ini tercatat sebagai orang paling kaya di dunia dengan total kekayaan mencapai US$467,8 miliar atau setara Rp7.824 triliun.

 

Sementara itu, Huang menjadi figur yang kini banyak dibicarakan seiring melonjaknya popularitas teknologi AI. Kekayaannya kini diperkirakan mencapai US$162 miliar atau sekitar Rp2.700 triliun.

 

Menurut laporan Bloomberg, Amerika Serikat tengah bersiap memberikan persetujuan penjualan pertama chip AI berteknologi tinggi kepada Humain.

 

Pada acara yang sama, Alswaha juga memaparkan rencana pembangunan pusat data berkapasitas 100 megawatt untuk Amazon Web Services (AWS), dengan target jangka panjang mencapai satu gigawatt. Infrastruktur ini pun nantinya didukung oleh teknologi Nvidia.

 

Seiring dengan pesatnya perkembangan AI, pusat data skala besar membutuhkan ruang fisik dan konsumsi energi yang sangat besar. Saat ini, banyak pusat data tengah dibangun di wilayah AS.

 

Namun demikian, muncul kekhawatiran bahwa China dapat lebih unggul dalam penyediaan energi untuk menopang komputasi AI. Dalam hal ini, Arab Saudi dinilai dapat menjadi penyeimbang karena memiliki lahan luas serta energi murah yang mendukung proyek-proyek besar tersebut.

 

Dalam kunjungannya ke Gedung Putih pada Rabu (19/11), putra mahkota menyampaikan bahwa negaranya berencana menginvestasikan US$1 triliun di Amerika Serikat. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibandingkan pengumuman sebelumnya pada Mei lalu yang hanya sebesar US$600 miliar.

 

Pernyataan tersebut bahkan mengejutkan Presiden AS Donald Trump, meski jadwal pelaksanaan investasi tersebut belum dijelaskan.

 

“Jadi Anda mengatakan kepada saya sekarang bahwa yang US$600 miliar itu akan menjadi US$1 triliun? Baik. Saya sangat menyukainya,” kata Trump kepada putra mahkota di Oval Office.

Sumber: cnbcindonesia.com

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital

 

DISCLAIMER

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.