
Berita Terkini
Purbaya Beri Tenggat 16 Hari untuk Kementerian Selesaikan Anggaran
/index.php
Bisnis | Ekonomi - Diposting pada 13 May 2025 Waktu baca 5 menit
Ketegangan dalam perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok akhirnya mulai mereda setelah berlangsungnya perundingan intensif di Jenewa, Swiss. Kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut sepakat untuk saling menurunkan tarif impor yang sebelumnya saling dibalas, dan kesepakatan ini akan berlaku selama 90 hari ke depan.
Dikutip dari CNN pada Selasa, 13 Mei 2025, langkah de-eskalasi yang mengejutkan dan signifikan ini diharapkan dapat membantu menurunkan defisit perdagangan Amerika. Selama ini, kebijakan tarif yang agresif dari Presiden Donald Trump dinilai telah mengancam kestabilan sistem keuangan global dan mendorong ekonomi domestik AS menuju resesi. Untuk itu, Trump mengutus tim perundingnya ke Jenewa guna meraih sebuah “kemenangan” strategis.
"Kami benar-benar memulai hubungan baru dengan Tiongkok," ujar Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS, Kevin Hassett, dalam wawancaranya dengan CNN News Central. "Beginilah kami memandang proses negosiasi ini," tambahnya.
Kesepakatan untuk memangkas tarif yang sebelumnya berada di tingkat luar biasa tinggi sebesar 115 poin persentase menjadi penanda paling penting dalam perubahan pendekatan kebijakan kedua negara yang sebelumnya sama-sama bersifat keras. Kondisi seperti embargo dagang tidak langsung antara AS dan Tiongkok sebelumnya telah menciptakan tekanan ekonomi, baik di dalam negeri maupun global, yang nyaris mencapai titik krisis.
Presiden Trump mengutus Menteri Keuangan, Scott Bessent, dan Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, sebagai negosiator utama. Keduanya dipandang oleh pelaku pasar dan mitra dari Tiongkok sebagai figur yang serius, rasional, dan memiliki otoritas.
Seiring dengan seriusnya jalannya perundingan, upaya AS untuk meraih kesepakatan dagang dengan sekitar dua puluh negara lainnya juga mendapat angin segar pekan lalu setelah berhasil menandatangani kesepakatan terbatas dengan Inggris. Beberapa diplomat asing yang terlibat mengatakan bahwa hal ini menunjukkan pola negosiasi yang diinginkan oleh Trump untuk mempercepat tercapainya kesepakatan bilateral.
Baik para perunding, kerangka negosiasi, maupun pendekatan konstruktif dari kedua pihak dalam tiga bulan ke depan dipandang oleh para penasihat Trump sebagai sinyal yang sangat positif. Walaupun hasil akhirnya belum bisa dipastikan, seorang penasihat mengatakan kepada CNN bahwa, "ini jauh lebih baik dibandingkan dengan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi."
"Untuk pertama kalinya, kita bisa melihat adanya 'pintu darurat' untuk menghindari bencana ekonomi besar," ungkap seorang senator dari Partai Republik kepada CNN.
Pasar obligasi yang mulai terguncang, gangguan pada rantai pasok, dan peringatan dari para pimpinan industri besar menjadi faktor utama yang mempercepat perubahan sikap Trump secara pribadi terhadap situasi ini.
Menurut Bloomberg, tarif impor AS terhadap barang dari Tiongkok akan turun dari 145% menjadi 30%, sedangkan tarif dari Tiongkok atas produk AS akan dikurangi dari 125% menjadi 10%. Kedua negara menyatakan bahwa pengurangan tarif ini akan mulai berlaku pada 14 Mei 2025 selama tiga bulan.
"Kami sudah memiliki rencana, ada proses yang jelas, dan sekarang bersama Tiongkok, kami memiliki kerangka kerja untuk perundingan selanjutnya," ujar Scott Bessent kepada para jurnalis di Jenewa.
Bagi Presiden Trump, isu perdagangan merupakan inti dari seluruh agenda kebijakannya. Bahkan, ia mengaitkan kesepakatan gencatan senjata antara India dan Pakistan dengan janjinya untuk segera meningkatkan arus perdagangan ke kedua negara tersebut.
Menariknya, analisis paling tajam terkait membaiknya hubungan dagang AS–Tiongkok datang dari orang yang sebelumnya mendorong kedua negara hampir ke jurang konflik akibat isu yang tampaknya tidak berkaitan, namun tetap memiliki kepentingan besar.
Sumber: detik.com
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram, TikTok, Youtube Digivestasi agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar ekonomi, keuangan, teknologi digital dan investasi aset digital
DISCLAIMER
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami rangkum dari sumber terpercaya dan dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs ini adalah merupakan tanggung jawab mereka pribadi.